Sabtu, 10 Juli 2021

Backpacker ke Banyuwangi (Part1)

Backpacker
05 Desember 2019

Banyuwangi

Part1: Baluran National Park


Kalau denger kata Banyuwangi apa yg ada didalam pikiran kalian guys? 
Kalau aku denger kata Banyuwangi, yang pertama kali muncul dipikiranku adalah Kawah Ijen. Why? Karena disana ada blue fire, yang katanya di dunia ini cuma ada 2. Di Findlandia dan Indonesia (Kawah Ijen, Banyuwangi)

Ok, langsung aja kali ini aku backpaeran ke Banyuwangi bersama 2 temanku. Yaitu Gege dan Mbak Wina. 
Kami berangkat tanggal 5 Desember 2019, dari jogja pukul 6:45am (kalo gak salah jam segitu, aku lupa).
Kami janjian bertemu di stasiun Lempuyangan sekitar pukul 6:00am. Asal kalian tau, diantara kami ada yang telat dateng. Dan benar, sudah tertebak pasti Dave yang telat (aku sendiri yang telat hahahaha)

Well, setelah aku sampe stasiun aku langsung menyusul kedua temanku. Kemudian kami cetak boarding pass lalu mencari gerbong dan tempat duduk kami. 

Oiya... Btw ada drama sebelum kereta berangkat guys. Kami bertiga belum sarapan. Jadi kami memutuskan untuk beli sarapan lewat Grab food. Kereta udah mau berangkat, bisa-bisanya order sarapan lewat grab food hahaha.

Waktu itu, dalam waktu 15menit lagi kereta mau berangkat, driver Grabnya ngabarin masih dijalan. Hadeuh
Pas menit-menit terakhir drivernya sampai di pintu keluar stasiun. Langsung aku buru-buru turun, lari untuk ambil makanan kami. Sampai disana eh drivernya ribut sama ojek pangkalan disana, dikira ojek pangkalan, driver grabnya mau pick up penumpang. Kemudian aku jelaskan kalau driver grab cuma nganter orderan makananku. Akhirnya gak jadi ribut disitu (maaf ya pak driver grab kami merepotkan). Kemudian aku bergegas lari kembali ke gerbong kereta ku. Oiya, kami naik kereta api Sri Tanjung yang kelas ekonomi ya guys. Dulu harga tiketnya Rp.94.000 ,kalo sekarang gak tau, belum cek.

Tak lama kemudian kereta berangkat... Tuttt tuttttt 

(Suasana kereta api Sri Tanjung, ekonomi class)


Selama diperjalana kami bertiga ngobrol, main uno, bercanda, ngobrol sama penumpang sebelah, ketawa haha hihi 
Dari Jogja ke Banyuwangi memakan waktu kurang lebih 13jam. Bayangin aja 13 jam duduk dikereta. Tepos ini pantat. Hahaha

Setelah 13 jam perjalanan akhirnya kami sampai di stasiun banyuwangi kota. 
Lalu kami bergegas ke tempat singgah kami, yaitu Rumah Singgah Banyuwangi. Jadi itu rumah singgah khusus backpackeran seperti kami. Ownernya ramah, baik banget. Disana disediain kompor buat masak mie/minum, kamar mandi, tempat tidur(kasur apa adanya, jangan berkeskpetasi lebih, ini gratis ya guys), dan disana free alias gratis tis tissss.
Terus rumah singgah banyuwangi juga menyediakan sewa motor. Jadi gak perlu khawatir kalau mau explore Banyuwangi bisa sewa motor di rumah singgah banyuwangi. 
If you curious about Rumah Singgah Banyuwangi, kalian cek aja instagramnya @rumahsinggahbwi, ownernya namanya mas Rahmat.

(Instagram rumah singgah banyuwangi)

Sampai banyuwangi sekitar pukul 9 malam, kemudian kami beristirahat di Rumah Singgah Banyuwangi untuk eksplore banyuwangi esok hari.

06 Desember, 2019
Bangun subuh, sholat bagi yang menjalankan, kemudian prepare, ambil motor sewaan, kemudian tancap gass ke tujuan kita yg pertama yaitu Baluran National Park.

(Pohon aestetik hahaha)


(Belum ke Baluran kalo gak foto di spot foto ini hahaha)


(Dave, Gege, Mbak Wina)


(Kerbau yang sedang mandi lumpur)


(Jalan didalam kawasan Baluran National Park)


(Kami sempat kesasar ke tempat ini. Tapi viewnya bagus juga 😍)


Kalau ke Baluran aku saranin pas pagi atau sore guys, soalnya kalau pagi banyak rusa, monyet, kerbau, ayam hutan, dan kawan-kawannya keluar untuk mencari makan.
Waktu itu kami kesini disiang bolong, pas panas-panasnya. Tapi masih bisa lihat rombongan rusa yang lagi cari makan.


Jadi Baluran itu wisata safari seperti di Africa gitu, kalian bisa bawa kendaraan pribadi (mobil atau motor), tapi inget tetap patuhi aturan dan rambu-rambu yang ada di kawasan Baluran National Park dan jangan ngebut ya :)
Untuk tiket masuknya aku lupa berapa hahaha
Kalian bisa search di google :) siapa tau udah beda.

(Salah satu rambu yang ada di kawasan Baluran)


Setelah dari baluran kami rencana ingin melanjutkan ke pantai duma. Tetapi salah satu dari kami kecapekan, akhirnya gak jadi ke pantai dan kami balik ke rumah singgah. 
Eitsss, sebelum bener-bener balik ke rumah singgah kami mampir dulu ke pinggiran selat Bali, karena pemandangannya pas sore hari so breathaking 😍
(Dibelakangku adalah selat Bali)

Setelah puas makan bakso tusuk, dan foto-foto disini kami bergegas pulang ke rumah singgah untuk istirahat dan melanjutkan explore Banyuwangi esok harinya.

Ok, sampai sini dulu ya guys.. part 2 nya lanjut next time. In part 2 i wanna share about my first snorkling experience hehehe
Thank you for coming on my blogger guys. I hope you enjoyed reading my blog ;)

Note: Tidak perlu khawatir dengan cerita buruk yang pernah kalian dengar. Karena hidup lebih nyata daripada cerita orang lain.


Find me on Instagram: davidendru_

See ya


Have a nice journey,
 
David Endru Christianto


Jumat, 15 Februari 2019

Hidden Paradise in Yogyakarta

Travel
6 February 2019

Hidden Paradise In Yogyakarta


Hello guys.. welcome back to my blogger.
Seperti biasa, aku akan share ke kalian about my travel experience. Kali ini aku  mau explore suatu tempat di daerah Gunungkidul, Yogyakarta. Siapa sih yang gak tau Gunungkidul, tempat tujuan para wisatawan yang paling populer ketika berkunjung ke Yogyakarta.
Mungkin sebagian orang belum tau sama tempat yang mau aku explore ini. Hamparan bukit hijau, ditambah pemandangan biru laut dan batu karangnya begitu indah yang akan memanjakan mata siapapun yang melihatnya.

Jadi perjalanan kali ini berawal karena lelahnya aktifitas pekerjaan, dan kegabutan dikala hari libur kerja hahaha. Jadi aku mencari teman untuk berlibur. Susah coy nyari teman yang dapet hari libur dihari yang sama. Kalian tau lah beda departemen sama beda peraturan juga yang pasti. Terus temanku yang lain juga pada sibuk sama kuliah mereka. Hmm~
Tapi akhirnya aku dapat teman perjalan kali ini(yeahh). Kebetulan dia juga libur kerja 3hari. Aku cuma sehari doang :')

Malamya kami mencari tempat tujuan buat  besok yang mau kami explore. Opsi pertama mau main ke Solo, karena di sepanjang jalan kota Solo banyak sekali lampion ketika memperingati hari raya Imlek. Rencana aku sama temanku ke Solo naik pramex, tapi gak jadi ke Solo karena Pramex gak beroperasi sampai 24jam hahaha.
Opsi kedua ke Gereja Ayam dekat Borobudur Magelang, tapi gak jadi juga karena kurang mantep aja hahaha. Dan akhirnya kami browsing di internet dan kami menemukan tempat yang super cantik banget, masih jarang dijamah sama kaum Instagramer hahaha.  Namanya adalah Banyutibo & Bukit Pengilon. Dan akhirnya aku sama temanku mencari tau tentang tempat wisata itu, bagaimana jalan menuju tempat itu. Dan akhirnya kami memutuskan untuk berangkat ke Banyutibo paginya.

6 February 2019. Janjian jam 7 berangkat, tapi berangkat jam 8, itu aja dijalan nanti masih mampir sarapan dulu hahaha.
Jam 10.30 WIB kami sampai di Pantai Siung. Loh kok pantai siung?
Ya, akses menuju ke Banyutibo lewatnya Pantai Siung, kami parkir di Pantai Siung kemudian kami harus trekking melewati bukit, persawahan, kebon, kandang sapi , pokoknya asik dan gak bakalan bosen :D
Oiya jangan takut kesasar karena ada petunjuk di setiap persimpangan. Seperti ini:





 Sebelum kami melewati bukit ini, kami dikenakan biaya retribusi sebesar 3.000rupiah/ orang. Tiga kali kita harus bayar retribusi ini. Pertama dari Pantai Siung waktu naik bukit pertama, yg kedua ketika akan memasuki kawasan Banyutibo, dan yang ketiga ketika memasuki kawasan Bukit Pengilon. Jadi totalnya Rp.9000/ orang.




Di sepanjang jalan kami disuguhi pemandangan yang cantik banget. Walaupun selama perjalanan kepanasan dan melelahkan. Tapi itu semua akan terbayar dengan keindahan yang ada didepan mata hahaha
Menurut ku tempat ini belum terlalu populer ya, buktinya aku buat story di Instagram dan WhatsApp banyak yang bertanya "Dave itu dimana?" hahaha. Untuk menjawab pertanyaan kalian nih aku tulis diblog ini :D

Setelah trekking, kepanasan, kehausan, keringetan, akhirnya sampai juga di Banyutibo. Kata Banyutibo diambil dari bahasa Jawa yang artinya Banyu itu air, dan tibo itu jatuh. Jadi Banyutibo adalah air yang jatuh / Airterjun. sampai dikawasan Banyutibo kami langsung berada di atas air terjunnya, karena air tidak terlalu deras jadi tidak perlu takut terpeleset atau jatuh, tapi tetap hati-hati ya.
Tidak perlu kuwatir jika kalian merasa haus atau lapar setelah melakukan trekking yang sangat melelahkan, karena didekat air terjunnya ada rumah warga yang menjual aneka makanan dan minuman.

(Foto diatas air terjun)


Setelah puas menikmati keindahan Banyutibo. Akhirnya kami melanjut perjalanan menuju Bukit Pengilon, yang letaknya tidak begitu jauh dari Banyutibo
Jalanan dari Banyutibo menuju Bukit Pengilon adalah jalan favorit aku, karena jalan dipinggiran tebing dan menurutku ini mirip di Switzerland atau Iceland hahaha (lebay)


(Switzerland van Jogja)

Nah setelah melewati tebing ini. Ada spot foto bagus banget. Mirip Kelingking Beach, Nusa Penida, Bali.

(Mirip Kelingking Beach Nusa Penida, Bali)

Gimana? Menarik bukan? Do you interested to visit this beautiful place, guys?
Setelah trekking kurang lebih 15menit akhirnya sampai di Bukit Pengilon, our final destination. Yeay~

Sesampainya di Bukit Pemgilon mungkin kalian akan bertemu dengan simbah-simbah, aku lupa siapa namanya. Dia penjaga disana, orangnya baik, ramah. Saya ngobrol dengan simbahnya disana boleh ngecamp, tapi harus izin sama penjaga yang ada disana, izin sama simbahnya juga bisa. Nanti akan dikenakan biaya jika mau ngecamp disana tergantung ukuran tenda yg kalian gunakan, kalau tenda kecil untuk 2-4 orang sekitar Rp.20.000/ tenda kecil. Terus disana boleh buat api unggun dengan syarat harus pakai drum yang sudah disediakan disana. Disana juga sudah ada kayu bakar juga, jadi kalian tinggal beli sama simbahnya.




(Simbah yang jaga di Bukit Pengilon)

Oiya kata simbah-simbah yang jaga disitu. Ada menara di utara bukit ini. Kami pun penasaran ingin melihat menara yang dimaksud simbah. Akhirnya kami pergi untuk mencari menara yang dimaksud simbah itu. Kata simbahnya petunjuknya adalah "botol bekas". Dan akhirnya kami pun pergi mencari menara itu. Untuk menuju menara itu kami harus naik bukit lagi. Sungguh cuaca panas dan melelahkan guys.
Setelah naik bukit dan mengikuti petunjuk botol bekas. Kami tidak melihat menara yang dimaksud simbahnya. Akhirnya kami tidak melanjutkannya karena capek, dan tempatnya juga sepi, gak ada orang sama sekali. Tapi pemandangan dari atas sini bagus banget btw. Ini foto yang sempat aku ambil dari atas bukit:





Setelah kami puas melihat pemandangan dari atas bukit ini, dan tidak menemukan menara yang dimaksud oleh simbah. Akhirnya kami memutuskan untuk kembali turun ke Bukit Pengilon dan istirahat sejenak.
Setelah istirahat kami memutuskan untuk pulang.
Oiyaa waktu perjalan pulang kami melihat segerombolan monyet dibawah air terjun Banyutibo. Jarang banget dapet moment seperti ini, tapi lupa aku foto hehe


Well, okay guys terima kasih sudah mampir di blogger aku. Maaf jika masih ada banyak salah dalam penulisan, bahasa, dll. Komen tentang opini kalian di kolom komentar ya hahaha. Semoga bermanfaat :D


TIPS:
-Jika kalian ingin ke Banyutibo dan Bukit Pengilon. Aku saranin pakai Sunblock biar kulit tidak terbakar seperti aku.
-Pergilah kesana waktu musim hujan. Karena bukit terlihat lebih hijau.

Find me on Instagram: @davidendru_



Have a great journey,
David Endru Christianto

Sabtu, 05 Januari 2019

A Great Journey to Pantai Kasap (Kasap Beach)



Travel
July 24, 2018

A Great Journey to Pantai Kasap

Mungkin ini jadi blog pertama yang aku tulis. Aku mau share about my travel experience. Maaf jika masih ada banyak kesalahan, aku mau menerima kritik dan saran dari kalian, tinggal comment dibawah ya. Semoga kalian suka hehe.  Cekidottt~

Pantai Kasap, Mungkin kalian belum familiar sama nama pantai yang satu ini. Pantai Kasap salah satu Pantai di selatan Pulau Jawa yang mirip dengan Raja Ampat di Papua. Keindahan lautnya yang biru dan pulau batu karangnya sama persis dengan Raja Ampat, Papua.

Pantai Kasap terletak di Pacitan, Jawa Timur perbatasan antara Jawa Timur dan Jawa Tengah. Waktu aku kesana sama travel buddies aku, jalanan masih rusak dan baru diperbaiki (semoga aja sekarang udah jadi, biar kalian kalau mau kesana mulus tanpa kendala hehe). 

 (My travel buddies)


Perjalanan kami dimulai dari Kasongan, Bantul, Yogyakarta. Kami kumpul dirumah temanku namanya Merizka (dia yang pake kerudung putih). Janjian sih jam 6 tapi molor sejam, namanya juga anak muda hahaha. Ohiya aku lupa kenalin travel buddies aku. Dari paling kiri yang pakai hijub hitam namanya Amel, sampingnya yang pakai topi namanya Rizky, sebelahnya Rizky adalah aku, dan sebelahku yang pakai hijub putih namanya Merizka. Kami berangkat dari Jogja sekitar jam 7. Kami berangkat naik mobil dengan menempuh perjalanan sekitar 5 jam. Normalnya sih cuma 3 jam. Tapi karena mampir sarapan dan sempat kesasar juga jadinya sampe 5 jam hahaha.

(Namanya juga anak muda. Janjian jam berapa 
berangkat jam berapa hahaha)


(Lewat Wonosari, Gunung Kidul, YK)


Waktu itu kami sama sekali belum pernah kesana dan tidak tau daerah sana. Kami hanya mengandalkan Google Maps. Jalur yang kita lewati Wonosari, Gunung Kidul. Ketika sudah memasuki daerah Pacitan, kami mulai kesasar, masuk perkampungan pelosok. 
Dan karena ada jalan yang sedang diperbaiki, kami harus muter-muter melewati jalanan dan persimpangan sempit. Kami bingung dan Google Maps tidak selalu benar menunjukan jalan, akhirnya kami tanya sama warga setempat. Dan ternyata kami salah jalan (BOOM)  hahahaha. Bukan cuma kami kok yang kesasar. Banyak juga yang kesasar disana. Waktu itu ada 3 rombongan juga yang nyasar, mungkin karena jalan yang masih diperbaiki jadi jalan dialihkan ke jalan lain hahaha

Dan akhirnya kami melanjutkan perjalanan dengan muka kesal, bahagia, capek, campur aduk seperti es campur hahaha. In my opinion, vacation is not about destination, but a journey. Selagi kita enjoy ya nikmati saja perjalanannya.

And finally we just arrived at Pantai Kasap. Yeayy...




Tips: Jika kalian ingin kesana. Jangan malu untuk bertanya, daripada nanti kesasar seperti kami. Hahaha

Tidak perlu khawatir dengan cerita buruk yang pernah kalian dengar. Karena hidup lebih nyata daripada cerita orang lain.

Thank you udah meluangkan waktu untuk mampir diblogg aku :)


Have a great journey,
David Endru Christianto